Rabu, 25 Desember 2013

Just Believe!



Saya ingat, pertama kali saya mendapat kata-kata itu adalah di tahun 2009. Sms yang dikirim oleh Nanda untuk menyemangati saya karena pada saat itu saya gagal dalam UM UGM. Iya, UGM adalah kampus yang saya inginkan ketika saya lulus SMA dan ternyata takdir berkata lain. Takdir membawa kaki saya ke UNDIP dan saya rasa, banyak pelajaran yang bisa saya dapatkan pada akhirnya.

Iya, Allah menjawab doa kita dengan tiga cara. Dia berkata, "Iya." dan memberi apa yang kita minta. Berkata "tidak" dan memberi sesuatu yang lebih baik. Berkata "tunggu" dan memberimu yang terbaik. Saya percaya akan hal itu :")



Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk kita.

Senin, 09 Desember 2013

Happy Cooking!

Wait! Are you serious, Karra? Cooking? Lo bisa masak emang?


Well, banyak orang yang nggak percaya gue bisa masak. Dan pada kenyataannya, gue emang nggak bisa masak haha. So, pada kesempatan liburan panjang yang gue harap segera berakhir ini, gue belajar masak. Sebelum-sebelumnya emang gue bisa masak sedikit-sedikit, such as rebus air, masak mie, masak nasi (pake ricecooker ya tapi hihi), nggoreng telor, masak nasi goreng and the other simple thing like tumis jamur (aaaa jamur itu enak sekaliiih), sayur sop, sayur asem walaupun untuk memasak jenis-jenis sayur tersebut gue butuh tour guide buat bahan apa yang digunakan juga step-step masaknya hehe.

Rasa masakan lo gimana, Kar? Jangan ditanya, masakan gue enak dong :9 haha masa iya gue mau ngatain masakan gue sendiri nggak enak hihi. Eh, beneran loh masakan gue enak. Gue nggak bisa masak disini karena emang gue males atau mungkin gue belum punya waktu buat belajar masak dan prioritas gue emang masih dalam hal akademis. Tapi kalo gue udah mulai masak masakan gue enak juga kok. Lihat nanti ya, gue bakal jadi ibu rumah tangga yang masakannya lezatos haha.

Jadi intinya lo nulis ini buat apa, Kar? Aaaa masa lo ngga tau sih, gue mau pamer dong hasil masakan gue hihi. Bukan masakan sih ya, lebih tepatnya cake. Soalnya emang gue lebih suka buat cake dibanding masak. Masak itu riweh, kalo bumbunya ngga pas ya nggak enak. Beda sama cake, ikut aja resep pasti hasilnya enak haha. Kue yang pertama bisa gue masak yaitu brownies :9


Gue bisa buat brownies sekitar awal tahun 2013. Waktu itu rencananya gue mau ngajarin brownies singkong ke masyarakat desa Gombong waktu gue mau KKN dulu. Tapi akhirnya rencana itu batal dan tergantikan oleh program lain. But, it's okay. Tujuan gue belajar emang pengen bisa. Jadi walaupun nggak jadi gue ajarin ke mereka gue tetep seneng gue bisa masak brownies :9

Setelah gue bisa bikin brownies, gue ketagihan mau bikin cake yang lain. Dan pilihan gue jatuh pada sponge cake. Ceritanya waktu itu gue lagi kecanduan tuh sama yang namanya infused water. Gue beli banyak lemon sama strawberry buat bikin infused water. Nah, melihat buah yang bejibun gue gatel mau buat sesuatu yang berbahan lemon, soalnya kan kalo strawberry udah sering ya. Berbekal searching video di youtube akhirnya gue memilih lemon sponge cake :3

Buktinya manah, Kar?

Senin, 25 November 2013

One Last Cry




My shattered dreams and broken heart
Are mending on the shelf
I saw you holding hands
Standing close to someone else
Now I sit all alone
Wishing all my feelings was gone
I gave my best to you
Nothing for me to do
But have one last cry

[Chorus:]
One last cry
Before I leave it all behind
I gotta put you out of my mind this time
Stop living a lie
I guess I'm down to my last cry

Cry.....

I was here
You were there
Guess we never could agree
While the sun shines on you
I need some love to rain on me
Still I sit all alone
Wishing all my feelings was gone
Gotta get over you
Nothing for me to do
But have one last cry

[Chorus:]
One last cry
Before I leave it all behind
I gotta put you out of my mind
For the very last time
Stop living a lie

[Bridge:]
I know I gotta be strong
Cause round me life goes on and on
And on ....
And on ....

[Chorus:]
One last cry
Before I leave it all behind
I gotta put you out of my mind
For the very last time
Been living a lie

I guess I'm down,
I guess I'm down,
I guess I'm down...
I guess I'm down...
To my last cry... 



Lagi lagi gue share lyrics lagu. Ceritanya gue pengen ngisi blog tapi nggak tau mau nulis apa gitu. Biasa, lagi banyak waktu free. Tapi tunggu dulu, gue posting lyrics lagu di atas bukan berarti gue lagi galau loh. Gue lagi suka aja sama itu lagu. Untung gue taunya baru sekarang, coba pas gue patah hati pasti nangis tuh gue denger lagunya hihi.

Judul lagu tersebut sesuai dengan judul entri yang gue tulis, One Last Cry. FYI, lagu itu ditulis Brian McKnight waktu patah hati dan usianya saat itu baru 15 tahun! Oh my! Anak usia 15 tahun udah bisa nulis lagu yang aww banget gitu coba. Selain lagu itu gue juga suka banget sama lagunya Brian McKnight yang Marry Your Daughter. Ah itu lagu subhanallah ya. Tonton aja videonya di youtube, tapi gue lebih suka yang animation version nya hihi. Marry Your Daughter - Brian McKnight (animation) on youtube. Duh, kayanya seneng banget ya kalo ada cowo yang nyanyiin lagu itu hihi.

Gue bingung mau nulis apalagi haha. Hope you enjoy this song aja lah ya :D


I saw you holding hands
Standing close to someone else
Now I sit all alone
Wishing all my feelings was gone ~



Rabu, 20 November 2013

Mesin Penenun Hujan


Well, kali ini gue pengen posting lyrics lagu. Jarang-jarang kan gue posting lyrics lagu? Nggak pernah malah haha. Cuma pengen share sebuah lagu yang mungkin banyak orang yang belum tahu, atau mungkin udah banyak yang tahu? Judul lagunya sama kaya judul post gue di atas. Yups! Mesin Penenun Hujan. Sebuah lagu yang pertama kali gue denger mungkin sekitar satu tahun lalu saat gue KKN dan tiba-tiba Nanda kasih denger ke gue saat hujan tiba and wow! Gue langsung jatuh cinta saat pertama kali denger lagu inih! Check this out!

Merakit mesin penenun hujan,
hingga terjalin terbentuk awan
Semua tentang kebalikan,
terlukis, tertulis, tergaris di wajahmu
Keputusan yang tak terputuskan,
ketika engkau telah tunjukkan
Semua tentang kebalikan,
kebalikan di antara kita

Kau sakiti aku, kau gerami aku
Kau sakiti, gerami, kau benci aku
Tetapi esok nanti kau akan tersadar
Kau temukan seorang lain yang lebih baik
dan aku kan hilang, ku kan jadi hujan
Tapi takkan lama, ku kan jadi awan

Merakit mesin penenun hujan,
ketika engkau telah tunjukkan
Semua tentang kebalikan,
kebalikan di antara kita

Dan untuk download lagunya langsung klik aja Mesin Penenun Hujan by Frau. Atau kalau yang pengen lihat videonya Frau waktu manggung, bisa langsung search di youtube dan video ini yang paling gue suka Frau on youtube.

Hope you enjoy this song!



FYI. Gue nggak suka hujan. Gue bukan pecinta hujan. Bahkan, gue seringkali takut saat hujan turun dan memilih berdiam diri di dalam rumah atau stay di sebuah supermarket atau tempat apapun itu saat sedang berada di luar rumah. Tapi satu yang pasti, selalu ada cerita dikala hujan. Dan sederas apapun hujan yang turun, hujan akan reda. Dan nggak akan ada pelangi kalo nggak ada hujan :)

Oke. Ini nggak nyambung sama postingan gue. Haha

Senin, 28 Oktober 2013

Doubutsu Uranai


Berawal dari asal klik suatu website yang tiba-tiba muncul di home facebook gue, sampailah gue kepada Doubutsu Uranai. Apa itu Doubutsu Uranai? Konon katanya, Doubutsu uranai adalah ramalan dari Jepang berdasarkan tanggal lahir. Nantinya kita masuk ke dalam kelompok horoskop hewan yang menunjukkan kepribadian yang berbeda-beda. Katanya sih 99% akurat. Gue sih nggak selalu berpatokan sama ramalan. Gue percaya yang baik-baik saja hihi.

Nah! Untuk tahu kita masuk ke horoskop hewan yang mana dan bagaimana karakter kita, kita perlu masuk ke web  http://world.doubutsu-uranai.com/. Tinggal klik linknya, masukkan nama dan tanggal lahir dan muncul deh result nya. Untuk gue sendiri, gue masuk ke karakter “Blue Wolf”.

You are Blue Wolf, who is open, cheerful and a carefree type of person.
You possess very original atmosphere, and do not like to adjust yourself to others.
You prefer to act on your own and as you like it.
Therefore, at first people think you as a cool person, but once they get to know you, and trust is born, they will understand your good sense of humor and a friendly nature.
You tend to be indifferent and candid to opposite sex as well, so men think you as very bold woman.
But you are actually a soft hearted person.
You have no thought of depending on others.
You believe other people are other, you are you.
And will go on living your own way.
You will not be influenced by emotions.
You are true to your life as well.
Because you tend to be indifferent to the people and situation around you, you give an impression of being thoughtless person.
But once asked to do something, you will carry it out by putting in ever effort you possess.
You are very responsible person.
You tend to change your mind quickly.
And because you like changes, people think you as temperamental.
You have great energy to be able to carry out many things at once, and even if you are busy, once you set your mind, you will definitely carry it out.
You are unique type of woman.
You take time to find the best romance.
You look for honest person, and would act cautiously towards them.
When you get married, you will be good at carrying out housework, and will be able to create a happy family.


Penjelasan itulah yang gue dapet dari karakter “Blue Wolf” yang notabene adalah karakter gue, yang kalo gue baca-baca emang karakter gue kaya gitu adanya. Haha. Jadi, yuk ikutan iseng kaya gue buat lebih tahu gimana karakter diri kita. Tapi jangan dijadikan patokan ya, buat iseng-iseng aja :D

 

Sabtu, 26 Oktober 2013

Sebuah Perjalanan



Memutuskan meninggalkan pekerjaan yang telah saya dapatkan dan memulai lagi dari awal, adalah keputusan yang akhirnya saya ambil. Keraguan yang membuat saya akhirnya memutuskan untuk tidak mengambil pekerjaan tersebut. Entahlah, saya masih merasa ragu. Ketika kebanyakan teman saya menginginkan pekerjaan di perusahaan tersebut dan ketika banyak orang-orang di luar sana berpetualang menjadi jobseeker (seperti saya saat ini yang kembali memilih jalan itu), saya memilih resign. Banyak yang menganggap saya bodoh, mungkin. Tapi saya percaya Allah punya banyak pintu rejeki di depan sana.

Saya bersyukur mempunyai orang tua yang selalu mensupport apapun pilihan saya. Pada awalnya, saya berniat menerima pekerjaan tersebut karena saya ingin segera memperoleh gaji pertama yang nantinya akan saya berikan sebagian untuk orang tua dan agar saya tak lagi membebani mereka. Tapi ternyata, orang tua saya tidak ingin saya bersikap seperti itu. Orang tua saya memberi saya kebebasan untuk mengambil kesempatan-kesempatan lain yang ada di depan sana.

Kesempatan. Iya, kesempatan yang membuat saya melepaskan pekerjaan tersebut. Saya masih ingin mendapat kesempatan-kesempatan lainnya. Saya merasa aneh ketika saya bisa mendapatkan sesuatu dengan mudah, seperti tak ada tantangannya. Walaupun saya ingat betapa groginya saya saat interview in English di depan 3 orang user saat itu. Dan saat ini, saya hanya ingin berusaha lebih keras untuk mendapat kesempatan lebih besar dari yang saya dapatkan kemarin. Karena saya merasa, sesuatu yang didapatkan dengan usaha keras akan menghasilkan sesuatu yang besar pula.

Kamis, 19 September 2013

Congraduation!


Wisuda.

Sebuah kata yang perlu perjuangan luar biasa untuk sampai kepadanya. Hal yang banyak diimpikan oleh para mahasiswa, untuk membuat orang tua mereka bangga tentunya. Jalanan yang tak selalu mulus, hujan yang sering datang tiba-tiba, dan terkadang harus jatuh tersungkur hingga akhirnya kembali bangkit dan melanjutkan perjalanan.

Variabel yang diganti tiba-tiba, dosen yang susah ditemui, revisi yang harus jadi esok hari, adalah hal yang biasa ditemui dalam perjalanan menuju sebuah kelulusan. Dan wisuda, adalah perayaan dikala kita sudah berhasil melalui itu semua.

Riweh. Itu adalah kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana persiapan yang harus dilakukan sebelum wisuda tiba. Kebaya apa yang akan dipakai, pe-rias mana yang akan gue undang ke kos untuk make-up in gue, serta berburu undangan extra yang jumlahnya terbatas untuk kedua eyang gue.



29 Agustus 2013

Hari itu datang juga.

Minggu, 18 Agustus 2013

(Best) Friends?

"Itu yg sebenernya gw butuhkan. Yg selama ini nggak pernah gw dapatkan dari orang-orang di sekitar gw," dia mengatakan itu dengan jujur, gw tau. "Penerimaan. Nggak banyak yg mau nerima keadaan gw apa adanya kayak yg lo tunjukin. Itu yg bikin gw seperti mengisolasi diri gw dari kehidupan orang banyak. Gw lebih suka menyendiri." - Sepasang Kaos Kaki Hitam






Sebenernya, gue juga benci loh kenapa tiap kali gue nulis gue hanya cerita tentang gue, atau tentang apa yang terjadi sama gue. Abisnya gue mau cerita sama siapa lagi kalo engga sama lo, Dira? Diary Karra (з´`ε)

Well, kalo ditanya seberapa sering gue nangis atau galau, karena temen atau karena cowok,

Senin, 05 Agustus 2013

Antara Istiqlal dan Katedral



Kita bukan Istiqlal dan Katedral, yang ditakdirkan berdiri berhadapan dengan perbedaan, namun tetap harmonis. Jika mereka punya nyawa, siapa yang tau kalau mereka berdua saling jatuh cinta? – Artasya Sudirman






Tidak perlu ditanya lagi bagaimana jadinya apabila dua orang yang berbeda cara dalam menyebut nama “Tuhan” menjadi satu dalam suatu hubungan. Ada beberapa pilihan yang dapat diambil dengan konsekuensi masing-masing.

Perbedaan tak lagi tabu untuk saya, karena semenjak kecil saya telah melihat contoh nyata perbedaan tersebut. Sebuah contoh yang saya sendiri tak ingin mengalami hal itu. Perbedaan itu indah, entah siapa orang yang pertama kali mengatakan hal itu. Tapi, saya rasa kalimat itu benar adanya ketika dua orang yang berbeda bisa saling menghargai, saling menghormati, dan saling melengkapi.

Mungkin, aku dan kamu hanya saling mengagumi. Tak pernah berharap lebih dari hal ini.

Jumat, 05 Juli 2013

Hello 21!



Hello 21!

First, I want to say Thank to our Almighty God Allah SWT, yang telah ngasih gue waktu hingga saat ini yang gue harap akan lebih banyak lagi waktu yang Dia berikan buat gue untuk mewujudkan semua mimpi, harapan, dan cita-cita gue. Banyak hal yang menunggu untuk gue wujudkan.

And then thank you so much to 20 years old that give me a lot of experiences, a lot of fun, a lot of tears, and many thing. Gue mau sedikit flash back atas apa yang telah gue lewatin di 20. Mungkin ini untuk pertama kalinya gue bisa dengan detail mengingat apa yang udah gue lewatin selama setaun ini. Nggak bisa gue pungkiri, 20 tahun memang special.

July 2012
You know what happen on my 20th birthday. I am so happy to welcome my birthday, that day. I get a special gift from someone special, from my best friend too. A birthday cake. Many people who care about me. That’s all. My 20th is very special for me, even to this day.

August 2012
Sebuah hal dilematis yang gue nggak tau apa yang harus gue lakuin. I don’t know what I have to do. I don’t know what I have to choose. And I could just silence. Keep it all alone.

September 2012
Apa yang udah terjadi di bulan September pernah gue ceritakan di sini. Bulan yang bagi gue begitu berat, tapi ternyata ada bulan yang lebih berat dari yang gue lewatin selama September.

October 2012

Minggu, 30 Juni 2013

Farewell Tembalang



Dua hari lalu, tepat tanggal 28 Juni 2013 gue resmi pindahan dari Tembalang, desa kecil di Semarang yang sudah menjadi tempat untuk gue menimba ilmu selama kurang lebih 4 tahun lamanya. Pukul empat sore gue, mama, papa, sama oom gue berangkat dari Salatiga. Setelah dua jam perjalanan karena macet parah di sepanjang jalan menuju Semarang, akhirnya kita sampai di kos gue, Jl. Tembalang Selatan VI/15. Nggak ada satu jam, kita udah selesai packing. Barang-barang yang bejibun banyaknya sudah masuk ke perut si merah. Ini semua berkat bantuan mereka, coba kalau gue sendiri, belum tentu tiga jam selesai. Mama langsung pamitan ke ibu kos gue, sama gue juga sih. Dan jahatnya, gue nggak sempat pamit sama teman-teman kosan karena sewaktu gue ke sana semua sedang libur minggu tenang untuk UAS senin besok. Akhirnya setelah satu jam lebih sedikit gue udah sampai lagi di rumah, dan akhirnya rumah gue resmi jadi kapal pecah karena tiba-tiba mendapat kiriman 10 kardus, 2 koper, 1 rak makanan, 1 rak sepatu, 1 TV,  1 karpet gede, 1 kasur lipat, dan tambahan barang-barang kecil lain. Salut juga sama si merah yang mampu memuat barang sebanyak itu walaupun selama di dalam mobil mama harus rela mangku TV karena mobilnya full sama barang gue.

Foto yang gue ambil di kamar kos dan tentunya masih banyak lagi yang lainnya :'D

Well, gue akan merindukan kamar kecil berukuran 4x3  itu, tempat gue menghabiskan waktu. Saksi bisu gue membuka buku tiap malamnya, gue pacaran sama laptop sepanjang hari, gue ketawa-ketawa sendiri, gue nyanyi-nyanyi sesuka hati, gue nangis entah galau karena deadline tugas atau lain hal, dan tempat dimana gue berkhayal tiap harinya.

Sabtu, 08 Juni 2013

5


No, this is not about 5 cm synopsis, the story of the friendship. It's about the number 5, which became my favorite number - because 5 is the date of my birth and gave me happiness on past dated June 5, 2013.

Well, 5 June I got the good news. In the end, I graduated from my campus. You know how happy I am? An unusual feeling that never felt before. There are many moments where I feel happy. But I think, it's sense of happiness that more than what I felt before. If there is a word more than happy, it's probably what I'll say.

Jumat, 10 Mei 2013

Daddy's Birthday





Well, hari ini, 10 Mei 2013, Ulang Tahun papa gue! Setelah bertahun-tahun gue nggak bisa ngerayain ulang tahun bareng papa karena gue harus kuliah di luar kota, akhirnya hari ini gue bisa ngelewatin ulang tahun papa bareng-bareng sama mama dan adek gue. Selama beberapa tahun terakhir gue cuma bisa ngucapin selamat ulang tahun via sms. Nah! Hari ini gue bisa ngucapin langsung walaupun gue tetep sms juga karena pas gue bangun tidur papa gue udah berangkat kerja hihi. Dan balesan sms nya papa typo, kurang ‘o’ satu dibelakang ( ._.)

Lusa kemarin gue udah nyiapin kado buat papa. Gue nyari kadonya di Semarang bawah loh. Keren kan gue keliling Semarang sendirian dan kaga nyasar hihi. (FYI, hampir 4 tahun gue di Semarang dan gue kaga hafal jalan Semarang). Jangan tanya kenapa gue sendirian, itu udah biasa buat gue.

Kado udah siap. It’s mean kurang kue yang belum gue siapin. Dan memang, nyiapain surprise buat orang serumah itu susah ya. Pas sepulang gue beli kue, ternyata papa nungguin gue sama adek di depan rumah. Langsung ditanya papa, “Kalian tuh darimana aja?” Gue sama adek gue langsung acting sebisanya haha

Sehabis sholat maghrib, saat semuanya kumpul di ruang tengah seperti biasa, gue ambil tuh kue dari tempat rahasia dan gue bawa kue nya sambil nyanyi happy birthday sama adek dengan suara yang amat cempreng sekali haha. Dan papa seperti biasa, malah becandain kita.

Papa aku itu, asyik, gaul, darahnya masih anak muda banget! Isi mp3 di handphonenya band-band jaman sekarang dan tiap ada lagu baru papa langsung update. Papa juga pinter nyanyi loh. Main gitar apalagi, jago banget! Sayang itu gak nurun ke gue. Papa pernah nemenin gue nonton konser, bareng sama temen-temen SMA gue sewaktu gue masih kelas 1 SMA. Temen-temen gue bisa cepet akrab sama papa. Pokoknya papa itu, my number one man! And my family is more than everything!



Once again, happy birthday daddy!

Kamis, 18 April 2013

Sebuah Catatan Harian




Hello!

Good morning, world!

Well, ini masih pagi banget memang tapi isi di otak gue udah nunggu buat dituangkan di sebuah tulisan. Di sini, gue cuma pengen cerita apa aja yang gue lakuin kemarin. Bukan suatu hal yang special sih tapi menurut gue, sayang aja kalo itu gak gue save di suatu tulisan yang suatu hari gue bisa baca ulang dan berkata, "gue pernah kaya gini ya.”

Kemarin, Rabu, 17 April 2013. Seperti biasa, gue bangun (agak kesiangan dikit hehe) lalu ambil air wudhu, sholat subuh, tiduran agak lama sambil nonton tv, lalu beres-beres tempat tidur, sarapan susu sama bubur sun karena roti tawar gue abis dan gue lupa beli—karena biasanya sarapan gue segelas susu coklat sama dua lembar roti tawar, abis itu bersih-bersih kamar, terus mandi. Itulah rutinitas yang biasa gue lakukan tiap pagi.

Jam 9 gue udah rapi. Grey polo shirt dengan cardigan warna senada dipadukan dengan celana jeans item dan converse cream—yang  udah lumayan buluk tapi tetap gue suka walaupun gue ada converse yang lebih baru—adalah pakaian yang gue pakai hari itu. Setelah siap gue panasin motor bentar lalu berangkat ke SEU seperti yang udah gue rencanakan malam sebelumnya. Udah lama gue pengen ke SEU buat daftar TOEFL tapi baru ada waktu kemarin. Sampai disana langsung ke tempat pendaftaran. Waktu daftar ditawarin langsung tes siangnya dan tentu aja gue nggak mau lah. Gila aja belum belajar langsung test gitu aja. Padahal biasanya kalo test TOEFL gue emang gak pernah belajar sih hehe tapi tetep aja gue gak mau kalo dadakan gitu. Abis discuss sama bapaknya gue bisa dapat tanggal 20 May. Waktu mau bayar bapaknya minta uang pas, gue nggak ada. Jadi gue keluar bentar ke alfamart beli minum sekalian nukarin uang abis itu balik ke SEU lagi. Setelah pendaftaran selesai gue urus, gue capcus ke Java Mall karena gue mau ke Gramed beli buku TOEFL baru. Kenapa Java? Karena ini searah sama jalan gue balik ke Tembalang.

Jam 10 pagi gue udah di Java dan tentu aja gue kepagian. Sampai sana Gramed belum buka. Akhirnya gue mampir ke Tong Tji sambil nunggu Gramed buka. Tong Tji ada di lantai tiga yang notabene lantai paling atas kalo di Java Mall. Jadi dari sini gue bisa leluasa mengamati lantai 1, lantai 2, serta orang-orang yang sliweran. Mengamati. Entahlah, mungkin itu sudah menjadi suatu hobi. Dari mengamati gue bisa belajar banyak hal, gue bisa berkhayal, dan berimajinasi. Gue lihat furniture yang ada di lantai 1 dan dengan bodohnya gue udah berkhayal rumah gue di masa depan, bagaimana design-nya, apa aja yang ada di dalamnya, dan yang nggak bisa gue bayangin cuma satu, dengan siapa gue menghabiskan waktu gue di rumah nanti. Oke, lupakan. Lalu gue lihat bapak ibu sama dua anaknya, dan jangan ditanya apa yang gue bayangkan karena lo pasti udah tau apa jawabannya. Lihat sport station di lantai 2 dan membuat gue pengen beli sepatu baru lagi. Dan juga satu hal yang menjadi pertanyaan, kenapa selalu ada mas-mas ganteng di sport station? Haha. Lihat electronic solution di seberang Tong Tji membuat gue inget kalo dari lama gue pengen beli kamera DSLR yang sampai sekarang belum terealisasikan juga karena di saat menabung ada aja prioritas yang nggak bisa diabaikan. Tapi nanti, gue yakin bisa beli!

Ditemani milk tea dan mendoan


Setengah jam sudah gue Tong Tji dan sudah saatnya gue ke Gramed. Di sini Gramed udah lumayan rame. Gue nggak langsung ke buku-buku TOEFL dan spot yang pertama kali gue lihat tentu aja rak buku bagian Novel. Nah! Ini yang paling gue benci, karena pasti nanti ada aja list novel yang pengen gue beli. Ada Habibie Ainun dan juga Rectoverso yang udah lama gue pengen punya bukunya tapi belum kebeli juga walaupun udah nonton filmnya tapi kurang aja gitu kalo belum baca novelnya. Ada benabook, novelnya benakribo yang baru. Waktu gue lihat sekilas isinya lucu karena ada beberapa games dan gambarnya yang lucu-lucu. Ada buku yang gue lupa judulnya apa, tulisan Mrs. Jinjing kalo kaga salah. Isinya tentang liburan ke paris! Paris! Wait for me, please. Aduh pokoknya kalo di toko buku ada aja buku yang pengen gue beli tapi tentu aja gue harus nabung dulu buat beli itu-itu buku. Kadang sebulan atau dua bulan setelahnya gue baru kesampain beli novelnya. Itu juga berkala, one by one. Jadi kalo gue sekarang anggap aja pengen 4 novel, berarti butuh waktu setengah sampai satu tahun buat gue punya semuanya. Haha kasian banget ya. Maklumlah, anak kosan yang punya banyak keperluan hihi. Ahh! Rak-rak novel mengingatkankan salah satu impianku. Berkhayal suatu hari di situ terdapat salah satu buku karyaku. Bulan ini ada kompetisi nulis sebenernya, tapi karena gue lagi pengen fokus ke skripsi gue maka kesempatan itu gue lewatin. Selain dari kompetisi masih ada jalan lain buat gue menuju salah satu impian gue itu kan?

Satu jam gue di rak novel dan udah saatnya gue cari apa yang sebenernya pengen gue cari, buku TOEFL! Lihat lihat buku TOEFL nya dan ternyata di sini cuma dikit pilihannya. Gue cari buku TOEFLnya Michael A. Pyle yang kata tentor TOEFL Training yang pernah gue ikutin itu buku bagus buat belajar. Gue search ternyata disini kaga ada. Lalu gue pengen balik aja ke Tembalang tapi kalo hari itu gue nggak dapat bukunya berarti besok-besok gue harus balik ke Semarang bawah lagi dong? Gue males bolak-balik akhirnya gue putuskan gue ke Gramed Pandanaran. Walaupun itu berarti gue harus balik ke Pleburan tapi nggak papalah, sekalian hari itu juga gue harus dapat buku TOEFL. Sampai di Gramed Pandanaran ternyata pilihannya lebih banyak, tapi lagi-lagi buku yang gue cari nggak ada. Gue lanjutkan pencarian ke Gunung Agung Citraland. Setelah gue keliling-keliling ternyata di sini juga kaga ada bukunya. Malah lebih banyak pilihannya di Gramed Pandanaran.

Akhirnya gue putuskan buat balik lagi ke Gramed Pandanaran. Sebelum keluar gue mampir dulu ke ATM karena ternyata di dompet gue tinggal ada uang selembar. Kan nggak lucu kalau pas bayar buku nanti uang gue kurang. Melihat saldo tabungan gue di ATM rasa-rasanya pengen nangis ya. Terus-terusan gue ambil tapi jarang banget gue isi. Uang di ATM gue bukan uang yang dikasih orang tua gue secara cuma-cuma tapi uang di situ adalah uang yang gue sisihkan dari uang saku gue sendiri. Buat gue beli baju, sepatu, tas, buku, atau apapun yang pengen gue beli. Dari dulu gue terbiasa beli apa-apa pake uang gue sendiri. Termasuk laptop dan handphone gue yang sekarang itu hasil jerih payah gue nabung. Baju-baju di Avenue, Peppermint, Hardware sebenarnya udah melambai-lambaikan tangan ke gue minta di beli tapi gue sadar diri bukan itu fokus gue ke sini, apalagi kalo inget saldo ATM. Gue putuskan segera meninggalkan Citraland dan balik ke Pandanaran.

Pandanaran again. Bapak parkir aja inget kalo tadi gue udah ke situ hihi. Oke, gue putuskan gue beli buku TOEFL apa aja. Intinya gue cari yang banyak soal latihannya. Lihat-lihat satu per satu. Bandingin satu buku dengan yang lain. Inilah jeleknya gue, terlalu banyak mikir dan terlalu banyak pertimbangan. Ini begini ini begitu. Wajar banget kalo kakak gue pernah marah-marah waktu gue di toko buku lama banget dan ternyata hanya beli satu buku. Waktu gue lagi bandingin satu buku dengan yang lain ada mas-mas dateng ke sebelah gue. Nggak ada satu menit, dia lihat-lihat bentar, lalu ambil salah satu buku terus langsung aja gitu ke kasir. Oh My! Gampang banget ya dia ambil keputusan. Kadang gue pengen kaya gitu, tapi sepertinya, itu tak akan pernah bisa terjadi. Istilahnya bukan gue banget. Setelah lama memilah dan memilih, akhirnya ada juga buku yang gue ambil terus cepet-cepet gue ke kasir takut kalo berubah pikiran.

Abis bayar, gue mau langsung pulang tapi karena lihat jam udah pukul dua siang dan gue belum sholat dhuhur gue mampir ke Musholla Gramed. Abis sholat, waktu mau pake sepatu, gue lihat cowok yang cukup menyita perhatian gue. Cowok lumayan tinggi, grey polo shirt, jeans biru dengan membawa satu plastik penuh buku. Dia lalu ambil air wudhu. Entahlah, menurut gue cowok yang basah karena air wudhu gantengnya nambah. Hihi. Dia lalu sholat, sementara gue duduk-duduk bentar sambil minum beberapa teguk air minum kemasan mengobati dahaga karena panasnya Semarang. Cowok itu selesai sholat dan gue udah selesai pake sepatu. Biasalah, lihat-lihatan nggak jelas, lalu gue pergi. Well, gue suka cowok yang suka baca buku, gue suka cowok yang nggak lupa sholat walaupun lagi di pusat perbelanjaan, gue suka cowok yang pakai polo shirt atau t-shirt warna grey atau putih polos, atau kemeja lengan panjang yang digulung selengan warna biru dongker. I don’t know why but suka aja gitu. Dan yang jelas, gue suka cowok rapi. Sudahlah, abaikan.

Di parkiran gue kesulitan ngeluarin motor dan ada cowok lewat, lalu ditolongin. Malu juga sih ngeluarin motor aja kaga bisa. Selama perjalanan pulang banyak hal yang gue pikirin. Dan baru sadar gue salah kostum, kenapa? Karena gue pake jeans item itu berarti kaki gue kepanasan. Aduh, jadi pengen cepet lulus terus kerja, nabung beli mobil. Seperti impian gue yang pernah gue tulis di salah satu media online, kalau gue pengen bisa beli rumah dan mobil sebelum gue married. Semoga bisa tercapai, aamiin!

Sampai di kos ketemu kasur rasa-rasanya pengen tidur. Tapi jam 4 gue harus ngelesin jadi gue takut kalo udah tidur keblabasan sampai sore. Iya, gue milih jadi guru les private sejak semester 6. Bukan karena uang saku gue kurang atau apa tapi gue nggak suka nganggur. Semenjak semester 6 itu berarti kuliah gue nggak terlalu padat dan akan banyak waktu kosong. Sayang aja gitu kalau waktu gue hanya gue pakai buat tidur di kos atau nonton TV. Hasilnya lumayan lah buat nambah tabungan.

Selesai ngelesin ketemu kasur lagi rasanya bahagia sekali. Finally gue bisa istirahat. Dan well, entah mengapa gue merasa kalo kemarin itu gue menemukan gue di masa lalu. Gue yang mandiri, gue yang kemana-mana sendiri, gue yang nggak tergantung sama orang lain, gue yang nggak peduli apa kata orang, gue yang melakukan apapun yang gue suka, gue yang akan melakukan apapun untuk ngebuat diri gue sendiri bahagia, gue yang bisa berteman baik sama keadaan. Kangen juga jadi orang yang seperti itu. Mungkin karena mama pernah bilang, "jangan tergantung sama orang lain, apa yang bisa kamu lakuin sendiri, lakukan sendiri.” Jadi, gue tumbuh jadi orang yang bisa di bilang individualis—dulu, nggak tau sekarang. Gue bukan type orang yang dengan mudah minta tolong sama orang. Ketika gue sudah berani minta tolong sama orang lain itu berarti gue udah merasa deket sama dia atau gue sudah percaya sama dia dan nggak banyak orang yang gue percaya. Gue mau ngebantu orang lain, sampai pernah temen gue bilang, gue hobi nolong orang. Tapi kalo minta tolong, I don’t know. Entahlah, terkadang gue juga nggak ngerti gue seperti apa. Gue aja nggak ngerti apalagi orang lain ya. Jadi kalo banyak yang bilang gue sulit dipahami mungkin benar adanya.

Flash back kebelakang, sewaktu SD gue nggak pernah yang namanya ngajak temen gue, ‘ke kantin yuk!’. Mereka yang nyamperin gue kalo dikantin. Waktu SMP, ada kegiatan ekskul yang gue ikuti dan dimulainya jam 3 sore sementara sekolah gue selesai jam 1 jadi gue kadang sayang waktunya buat pulang. Jadi setelah bel pulang gue langsung ke kantin makan, karena itu kebiasaan gue waktu dari SD. Temen gue yang tahu gue ke kantin sendirian, semenjak itu nggak ngebiarin gue ke mana-mana sendiri. Waktu SMA, temen gue pernah ngambek gara-gara gue ke kamar mandi kaga bilang-bilang. Ini nih yang gue heran, kenapa sih cewe kalo ke kamar mandi minta di temenin? Sementara gue bukan tipe seperti itu. Akhirnya setelah gue jelasin ke temen gue bagaimana gue, dia nggak ngambek lagi dan malah dia mau belajar kaya gue, kemana-mana sendiri.

Sendiri itu, satu hal yang pernah gue benci tapi satu hal yang juga setia menemani. Sendiri itu, memberi waktu buat diri gue melakukan hal sesuka hati. Sendiri itu, memberiku banyak pengalaman dan pelajaran. Sendiri itu, entahlah. Tapi bagi gue, nggak ada yang salah dengan kata ‘sendiri’.

Regards,
Karra