Senin, 23 Mei 2016

Ada Apa Dengan Cinta? 2

Finallyyyyyy! Mission completed!



Bukan, misi gue bukan nonton film AADC 2. Tapi misi gue adalah nonton sendirian. Iya, nonton sendiri di bioskop.

Suatu hari gue pernah berpikir, gue udah biasa ngemall sendiri, ngafe sendiri, makan sendiri, jalan-jalan sendiri, tapi kok gue belum pernah ya nonton sendiri? Semenjak hari itu gue bertekad mau nonton film sendiri suatu hari nanti dan ankhirnya hal itu kesampaian hari Sabtu (21 May 2016) kemarin.

Ada rasa bahagia tersediri ketika gue bisa nonton sendiri. Kayanya besok-besok gue bakal lebih sering nonton sendiri haha. Asyik juga ya ternyata.

Gue emang udah lama banget nggak nyenengin diri sendiri. Tiket nonton yang lebih mahal dari harga di Semarang pun bukan masalah. Setelah nonton pun gue tetep makan sendiri di mall (sesuai rencana gue untuk nonton lalu makan) dan dilanjutkan dengan belanja baju (kalau ini nggak sengaja).

Sendiri bukan masalah buat seneng-seneng kan? Sendiri bukan masalah untuk bahagia kan?

Bahagia ya rasanya ketika sudah bisa berdamai dengan kenyataan. Menerima apa yang terjadi dan berusaha sabar dan ikhlas untuk melewatinya. Rasanya udah lama sekali gue tak merasakan perasaan selapang ini. Jadi ingat masa lalu. Rasa yang dulu pernah gue alami.

Sedikit tentang AADC 2, ada segelitik pertanyaan dalam benak gue.

Suatu hari gue pernah ngobrol sama teman gue dan kebetulan sekali kita punya prinsip sama yaitu nggak akan pacaran sama mantannya temen sendiri (sahabat sendiri, temen yang deket gitu, bukan sekedar kenalan tahu nama) entah itu mantan gebetan atau mantan pacar. Tapi suatu ketika timbul pertanyaan dari kita berdua, "kalau jodohnya itu gimana?"

Rangga dan Cinta.

Entah itu cerita tentang gagal move on, terjebak nostalgia, atau destiny? Gue sendiri masih nggak ngerti sih definisi gagal move on itu gimana. Masa cuma punya pacar baru atau belum? Dalamnya hati seseorang kan nggak ada yang tahu ya. Kalau terjebak nostalgianya sampai bikin Cinta ninggalin Trian, itu jahat nggak sih?

Seandainya ya, ada parameter yang jelas tentang move on, nostalgia, dan takdir. Tapi bukan cinta namanya kalau ada parameter ini itu kan ya?

Terlepas dari pertanyaan nggak jelas gue itu, gue tetep suka sama AADC 2. Menurut gue ini bukan film romantis sih, tapi lebih ke lucu gokil gimana gitu. Selama nonton gue lebih sering ketawa ngelihat tingkah kocak para pemainnya. Apalagi waktu Cinta balik lagi nemuin Rangga setelah deseu nampar Rangga. Atau pas Cinta sok-sok nggak peduli sama Rangga tapi tanya ke Carmen, "Terus dia bilang apa lagi?" Dan juga adegan Cinta ngebenerin make up nya dulu sewaktu Rangga belum masuk mobil. Kaya gitu kok masih nggak peduli ~ hihihi

Well, intinya gue sudah bisa berdamai dengan kenyataan dan semoga bisa terus menerus berlapang dada biar gampang bahagia. Berjanji ke diri sendiri bakal lebih sering jalan-jalan biar seneng. Uang kan bisa dicari, shopping is cheaper than psychiatrist. Management keuangan diatur bisa, kok. Dan semoga gue bisa segera menemukan 'Rangga nya saya' seperti halnya Cinta. Aamiin.

Tangerang, 23 May 2016