Jumat, 07 September 2018

If you love someone, set them free.


They said, if you love someone, set them free. If they come back they’re yours; if they don’t they never were.

Waktu kuliah dulu, sering banget kesel sama Ocha. Ocha dulunya sering banget nangis gegara pacarnya. Dia mempertahankan hubungan yang ‘kelihatannya’ –karena kita nggak pernah tahu sebenernya relationship orang itu seperti apa—nggak sehat, meskipun banyak orang bilang ke dia, “udah putusin aja!”

Sekarang, mungkin saya ketulah. Saya sering nyuruh Ocha putus, padahal saya nggak paham bener apa yang dia rasain, apa yang terjadi. Dan sekarang saya tahu, nggak mudah ada di posisi itu.

Berada di posisi antara ingin tetap mempertahankan dan melepaskan—karena udah ngerasa nggak sanggup, tapi kalau disuruh ngelepasin kok ya nggak ikhlas. Saya cewek lemah yang ketika diajak ngobrol lagi aja udah lupa sama ngeselinnya dia kemarin-kemarin. Saya selemah itu.

Tapi pada akhirnya, saya capek juga. Capek mempertahankan hubungan yang nggak jelas. Capek ketika ngomong serius tapi ditanggapin becandaan. Capek karena merasa berusaha sendirian. Capek karena dibohongin terus dan terus. Capek karena ngerasain sesuatu yang menurut saya penting dan bagi dia nggak penting.

I love him truly, but I realized kalau emang sama-sama suka yang dua-duanya usaha. Boleh sayang sama orang tapi jangan lupa lah kalau harus sayang sama diri sendiri juga. Dan jangan lupa kalau emang jodoh di tangan Allah. What is meant for you, will reach you even if it is beneath two mountains. What isn’t meant for you, won’t reach you even if it is between your two lips.

Apakah saya seikhlas ini?

Tidak. Yang sempat baca blog saya di February lalu—yang sekarang udah saya hapus, pasti tahu betapa berantakannya saya. Ada masa ketika saya marah, nangis, stress, denial. Semua tahap itu saya lewati hingga akhirnya saya menyerah, pasrah pada Kuasa Allah. Bukan karena nggak mau berusaha tapi terkadang untuk beberapa hal, memasrahkannya pada Allah adalah hal terbaik yang bisa dilakukan.

Saya sayang sama dia, banget. Lebih dari sayangnya saya sama yang sebelum-sebelumnya. Usaha yang saya lakukan lebih dari apa yang sudah saya lakukan untuk yang sebelum-sebelumnya. Hingga akhirnya saya sadar, tidak semua hal bisa saya kendalikan. Bahwa urusan jodoh memang lebih baik dipasrahkan. Kalau dia kembali ke saya, mungkin itu yang sudah Allah tuliskan. Tapi kalau akhirnya bukan dia, saya percaya Allah tahu, jauh lebih tahu, apa yang terbaik buat umat-Nya.