Minggu, 30 Juni 2013

Farewell Tembalang



Dua hari lalu, tepat tanggal 28 Juni 2013 gue resmi pindahan dari Tembalang, desa kecil di Semarang yang sudah menjadi tempat untuk gue menimba ilmu selama kurang lebih 4 tahun lamanya. Pukul empat sore gue, mama, papa, sama oom gue berangkat dari Salatiga. Setelah dua jam perjalanan karena macet parah di sepanjang jalan menuju Semarang, akhirnya kita sampai di kos gue, Jl. Tembalang Selatan VI/15. Nggak ada satu jam, kita udah selesai packing. Barang-barang yang bejibun banyaknya sudah masuk ke perut si merah. Ini semua berkat bantuan mereka, coba kalau gue sendiri, belum tentu tiga jam selesai. Mama langsung pamitan ke ibu kos gue, sama gue juga sih. Dan jahatnya, gue nggak sempat pamit sama teman-teman kosan karena sewaktu gue ke sana semua sedang libur minggu tenang untuk UAS senin besok. Akhirnya setelah satu jam lebih sedikit gue udah sampai lagi di rumah, dan akhirnya rumah gue resmi jadi kapal pecah karena tiba-tiba mendapat kiriman 10 kardus, 2 koper, 1 rak makanan, 1 rak sepatu, 1 TV,  1 karpet gede, 1 kasur lipat, dan tambahan barang-barang kecil lain. Salut juga sama si merah yang mampu memuat barang sebanyak itu walaupun selama di dalam mobil mama harus rela mangku TV karena mobilnya full sama barang gue.

Foto yang gue ambil di kamar kos dan tentunya masih banyak lagi yang lainnya :'D

Well, gue akan merindukan kamar kecil berukuran 4x3  itu, tempat gue menghabiskan waktu. Saksi bisu gue membuka buku tiap malamnya, gue pacaran sama laptop sepanjang hari, gue ketawa-ketawa sendiri, gue nyanyi-nyanyi sesuka hati, gue nangis entah galau karena deadline tugas atau lain hal, dan tempat dimana gue berkhayal tiap harinya.


Dari dulu, mungkin moment ini yang gue inginkan, segera pergi meninggalkan Tembalang dan seisinya – setelah apa yang gue alami di kampus. Cukup sakit memang kalo mengingat apa yang telah terjadi, but its okay, pada akhirnya gue telah berhasil melewatinya. Dan kalau nggak ada kejadian-kejadian itu mungkin gue nggak akan jadi seseorang yang seperti ini.

Tapi setelah semua apa yang gue lewati, banyak hal yang bisa di ambil hikmahnya, banyak rahasia Tuhan yang belum terungkap apa maksudnya, banyak juga hal manis yang Tuhan tuliskan buat gue. Tanpa sadar, gue meneteskan air mata saat perjalanan pulang. Untungnya mobil gelap jadi nggak ada yang sadar kalau gue sempat netes.

Pindahan kemarin membuat gue menyadari sedikit tentang siapa orang-orang yang gue rasa sayang dan peduli sama gue. Bukan ke GR-an atau apa but itu secara nggak langsung keliatan. Orang-orang yang keliatan sedih karena kepindahan gue, gue rasa mereka peduli sama gue. Kenapa gue menyimpulkan begitu? Sedih itu karena merasa kehilangan, merasa kehilangan karena merasa memiliki, merasa memiliki karena mereka sayang. Haha, itu hanya sebuah hal yang gue simpulkan sendiri yang belum tentu kebenarannya.

Gue bakal kangen ibu warung bamboo, tempat langganan  gue makan. Bakal kangen mbak-mbak laundry rahmat sama mbak laundry kos ungu yang udah nyuciin baju gue selama di Semarang. Bakal kangen SS, Sambal van Java, Gahwa, Stove Syndicate, d’ bims, Waroeng Steak, i cos, Coffee Groove, Sim Six, tempat nongkrong sama temen-temen kesayangan.  Dan tempat-tempat lain yang sering gue kunjungi dan sering gue repotkan mas-mas atau mbak-mbak pelayannya. Ahh!

Last but not least, gue pengin ngucapin terimakasih buat Tembalang yang udah ngasih gue banyak pelajaran, banyak pengalaman, banyak tawa, banyak air mata dan hal-hal lain yang gue rasa bakal selalu gue inget. Thank you Tembalang! Gue nggak tau bakal kangen Tembalang apa engga, but yeah, thank you for everything!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar