Senin, 14 Desember 2015

Dear Eva Sofiana



Dear Eva Sofiana,

Surat ini aku tulis saat aku masih berada di kantor, hari Kamis, tanggal 10 Desember 2015, pukul 9.30 AM menurut pc yang ada di depanku. Sesuai dengan janjiku yang akan menulis surat untukmu melalui blog saat aku ingat apa yang ingin aku tulis (yang entah kapan ini akan ku posting).

Dear Eva Sofiana,

Sekarang aku sedikit mendapat jawaban tentang mengapa aku sering kangen kamu atau tentang mengapa kamu pernah kangen aku. (Mungkin ini agak sedikit ke-geer-an tapi aku berharap kamu pernah kangen aku sedetik saja). Haha.


Dear Eva Sofiana,

Kita sering merindukan seseorang dari masa lalu memang, atau seseorang yang dulunya sering kita temui setiap hari tapi keadaan yang sekarang tidak mengizinkan hal itu terjadi lagi. Seperti kita saat ini, contohnya. Dulu saat kita masih duduk di bangku kuliah, kita bisa ketemu hampir tiap hari. Tapi setelah kita lulus, berapa kali kita menghabiskan waktu bersama? Sepertinya tidak lebih dari 20 kali pertemuan.

Dear Eva Sofiana,

Saat ini kita sedang berada di dunia baru, di lingkungan baru, di mana kita harus beradaptasi dan berusaha memahami keadaan, situasi, dan orang-orang dengan beribu sifat yang berbeda yang belum pernah kita temui sebelumnya. Dan itulah jawabannya. 

Kita harus memulai semua dari awal. Berkenalan dengan seseorang, berusaha mengerti dan memahami bagamaina sifat dan karakternya. Tidak seperti aku dan kamu yang tak lagi menjelaskan panjang lebar untuk saling mengerti. Cukup satu dua kata atau satu dua kalimat dan semuanya jelas. Hal yang tidak bisa kita lakukan pada orang yang baru kita temui.

Kepada orang yang baru, mungkin kita harus memakai puluhan kalimat untuk menjelaskan satu hal. Itu baru ke satu orang, belum kedua ketiga dst. Berapa banyak rekan kantor yang kita punya? Belum lagi beberapa client yang tak terhitung jumlahnya.

Mengerti dan memahami. Mungkin hanya sepenggal kata. Tapi itu bukan suatu hal simpel di mana kita bisa belajar dengan waktu yang cepat dan singkat. Semua itu butuh waktu, entah berapa lama.

Dear Eva Sofiana,

Satu hal lagi yang perlu kita ketahui adalah orang yang bisa menyakitimu adalah orang yang dekat denganmu. Jadi mungkin, orang yang di samping kita saat ini, atau mungkin lebih tepatnya orang yang kita temui setiap hari berpeluang besar bisa menyakiti hati. Seperti dulu ketika aku banyak menghabiskan waktu denganmu, sering kali aku juga menyakitimu. Tapi kembali lagi, bukankah dalam hal ini dibutuhkan sebuah pengertian?

Dear Eva Sofiana,

Alasan terbesarku kenapa aku sering merindukanmu adalah ketika aku ingin mengatakan sesuatu tanpa harus aku bercerita banyak untuk mengerti. Hal yang tidak (atau belum) ku dapatkan sekarang ini di tempat yang baru ku temui. Sering aku bertanya, "Orang seperti Eva ada di mana?" Tapi bukankah kamu hanya satu dan aku tak akan lagi menemukan yang seperti kamu?

Dear Eva Sofiana,

Aku tak berharap banyak untuk menemukan seseorang yang 'seperti' kamu lagi. Aku hanya berharap aku cukup kuat untuk melewati semua ini sendiri. Dan semoga, kamu juga bisa untuk selalu kuat menghadapi semuanya seperti yang kamu tunjukkan selama ini. (Walaupun aku tahu di hatimu juga ada luka. Bagaimanapun kamu juga manusia, bukan malaikat).

Dear Eva Sofiana,

Thank you. 

For everything.


Regards,
Your dearest friend.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar